Selasa, 15 November 2011

Hati-hati meninggalkan anak sama pembantu dirumah


Dewasa ini memiliki pembantu di rumah adalah suatu keharusan , bagaimana tidak begitu banyaknya pekerjaan di rumah beserta seabreg aktifitas tuan rumah telah memicu kebutuhan yang luar biasa akan keberadaan seorang pembantu.Suami dan istri yang bekerja dengan penghasilan berlebih sangat memungkinkan sebuah keluarga untuk membayar pembantu.Apalagi keberadaan anak yang masih kecil dan tidak memungkinkan ditinggal sendiri dirumah . Untuk membawa ke lokasi pekerjaan jelas suatu kesulitan lain lagi yang luar biasa repotnya.

Sementara disisi lain keberadaan penitipan anak juga cukup membantu memudahkan ibu bapak muda menitipkan anak kesayangannya.namun mahalnya biaya penitipan anak juga menjadi masalah disamping waktu yang cukup ketat.Maka mempekerjakan satu atau dua orang pembantu mungkin lebih membuat nyaman para keluarga muda .

Apakah ini benar-benar aman ??? wah tunggu dulu tonton dulu video diatas !!! ayo....

Ternyata banyak hal yang harus di perhatikan , dipertimbangkan , diawasi untuk buah hati anda.ternyata pembantu juga manusia yang sering berbuat salah dan silap . tingkat pendidikan yang rendah dan tuntutan pekerjaan di rumah yang berat sering menyebabkan pembantu bersikap kasar , keras bahkan menjadi kejam dan sadis.

Anak yang sedikit rewel , sulit makan gak mau tidur mungkin karena sakit ,disaat pembantu rumah tangga capek , ingin istirahat dapat memancing emosional . tindakan menginjak dan memukul menendang , melukai sampai membakar anak adalah manifestasi kekesalan tersebut.orang tua harus selalu waspada.

Perhatikan sikap dan perilaku anak anda setiap hari , apakah dijumpai tanda-tanda kekerasan , luka-luka , memar dan nyeri.Apakah anak anda bersikap murung , tidak bersemangat , penuh rasa ketakutan ,tiba-tiba tidak mau bicara , selalu menunduk kuyu.tampa gairah .Jangan lupa di perhatikan sikap anak anda terhadap pembantu dirumah apakah hangat , akrab , selalu dekat , komunikasi mereka ceria atau terkesan di paksakan , sering tampa komunikasi  , tidak pernah atau jarang berdekatan bahkan terkesan menghindarkan.

Apalagi terhadap anak di bawah 2 tahun dimana anak belum mampu berkomunikasi sehingga bahasa tubuh si anak harus diperhatikan secara jelimet , serius , teliti dan menyeluruh.miskomunikasi  sering melanggengkan terjadinya kekerasan terhadap anak disaat kita di luar rumah.Terjadi dibelakang kita , diluar sepengetahuan kita .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar